Jalannya Perang Teluk 2 Irak dan Kuwait

Latar Belakang Terjadinya Konflik Irak- Kuwait 
Irak dibawah pemerintahan Saddam Husein langsung bereaksi saat Kuwait dan Uni Emirat Arab melakukan pencurian minyak di salah satu wilayah Irak yang merugikan negaranya sebesar 2,4 milyar US dollar. Sebelumnya Irak juga menaruh kekecewaan pada negara-negara tetangganya saat permintaan pemberian pinjaman untuk Irak pasca perang Irak-Iran ditolak oleh negara-negara Arab sehingga Irak merasa negara-negara tersebut tengah melakukan perang ekonomi.
Konferensi pun digelar di Jeddah antara Irak dengan Kuwait untuk membicarakan masalah minyak tersebut namun berakhir buntu. Kegagalan Konferensi tersebut menjadi titik dimulainya tindakan tegas Irak untuk membela kedaulatan wilayahnya dengan melakukan penyerbuan ke Kuwait pada 2 Agustus 1990.

Jalannya Perang Irak- Kuwait 
Aksi militer Irak terhadap Kuwait dilakukan pada dini hari dengan penyerbuan besar-besaran dengan dibantu ratusan helikopter dan tank. Penyerbuan taktis tersebut berhasil melumpuhkan Kuwait dan hanya dalam beberapa jam Ibukota Kuwait telah berhasil diduduki pasukan Irak. Saat itu di Kuwait sendiri tengah terjadi revolusi menentang pemerintah yang dilakukan oleh  golongan muda Kuwait dan Irak mengklaim bahwa penyerbuan mereka juga dilakukan dalam rangka membantu revolusi tersebut. Selanjutnya pasukan Irak terus bergerak untuk menduduki wilayah-wilayah Kuwait lainnya. Irak sendiri berencana mengembalikan Kuwait sebagai salah satu provinsinya karena dulu wilayah mereka memang pernah bersatu.


Seperti yang sudah terjadi sebelum-sebelumnya, negara-negara Barat khususnya Amerika Serikat yang telah lama dibuat gerah karena aksi Irak membela Palestina dan melakukan penyerangan terhadap Israel serta menasionalisasi perusahaan-perusahaan minyaknya sehingga sulit dikuasai korporasi asing, memanfaatkan momen perang Irak-Kuwait tersebut untuk melumpuhkan dan menguasai Irak. Atas nama PBB, mereka mengecam tindakan penyerangan tersebut dan meminta Irak mundur. Dan atas beberapa pertimbangan, secara mengejutkan Irak menarik mundur pasukannya.

Berakhirnya Perang Irak- Kuwait dan Upaya Penyelesaiannya

a. Penarikan Mundur Pasukan Irak dari Kuwait 
25 Februari 1991 radio Baghdad menyiarkan penarikan mundur pasukan Irak tersebut dan pada 29 Februari 1991 pasukan Irak baru benar-benar meninggalkan Kuwait. Saddam Husein sendiri telah menyatakan penarikan pasukannya akan dilakukan secara bertahap. Namun penarikan pasukan-pasukan itu terhambat oleh serangan-serangan pasukan sekutu. Presiden Amerika saat itu, George Bush, mengatakan perang tidak akan berhenti meski Irak telah menarik mundur pasukannya dengan klaim bahwa militer Irak merupakan ancaman bagi negaranegara Timur Tengah lainnya juga bagi kepentingan AS. Perang Teluk II ini berakhir pada 28 Februari 1991.
Bush mengumumkan bahwa pihak AS telah memenangkan pertempuran tersebut dan mengklaim Kuwait telah dibebaskan. Di lain pihak, Saddam Hussein menyatakan dalam pidatonya yang disiarkan lewat radio  bahwa rakyat Irak tetap memenangkan perang tersebut secara moral (Anwar, 2013, hlm. ).

b. Intervensi Amerika Serikat 
Penyerangan Kuwait oleh Irak dibawah kepemimpinan Presiden Saddam Husein pada tanggal 2 Agustus 1990 dianggap melanggar hak asasi manusia dalam perdamaian dunia. Tidak bisa disangkal penyerangan ini mendapat sorotan dan kritikan tajam dari berbagai negara, tidak terkecuali negara adidaya Amerika Serikat, sebagai “gudang senjatanya HAM”, Amerika Serikat turut terlibat dalam perang yang disebut Perang Teluk II ini.

Pada awalnya Irak mengira Amerika Serikat tidak akan ikut campur dalam peperangan ini. Ternyata Amerika Serikat datang atas mandat dari Dewan Keamanan PBB. Amerika Serikat memimpin pasukan koalisi pada tahun 1991 yang dinamai operasi Badai Gurun (Desert Strom) untuk memaksa Irak mundur dari daerah Kuwait. (Anwar, 2003, hlm 7).

Hubungan Irak-AS sendiri pada masa kepemimpinan Saddam Husein tidak dapat dikatakan baik, Saddam Husein tidak pernah menyembunyikan sikap kontranya terhadap AS. Sebagai contohnya Saddam Husein pernah mencanangkan suatu piagam nasional Arab yang menentang doktrin Carter, yaitu doktrin yang dikeluarkan presiden AS Jimmy Carter, yang pada intinya berisi komitmen AS untuk menjaga stabilitas keamanan wilayah Teluk dengan cara apapun, termasuk kekuatan militer.

Selanjutnya invasi Irak atas Kuwait berkembang menjadi konflik terbuka antara Irak dan Amerika Serikat. Ini disebabkan Perang Teluk II secara tidak langsung telah mengancam kepentingan Amerika Serikat mengingat ladang minyak di Kuwait yang setiap hari mengalirkan dolar ke Amerika Serikat diserobot Irak. Oleh karena itu Amerika Serikat merancang resolusi dan dengan segala kekuatan berupaya meminta pengesahan Dewan Keamanan PBB untuk mengusir dan melumpuhkan militer Irak.

Alasan yang dikemukakan Amerika Serikat adalah Irak telah melanggar hukum internasional dan hak rakyat Kuwait untuk bernegara harus dipulihkan. Akhirnya Dewan Keamanan PBB mengesahkan 12 resolusi mulai dari kecaman, pengerahan pasukan multinasional, blokade ekonomi sampai persetujuan penggunaan senjata militer. Menurut Shoelhi (dalam Wijayanti, 2006, hlm 78) menyebutkan bahwa resolusi ini tidak mengherankan, mengingat selama ini PBB telah menjadi alat hegemoni Amerika Serikat.

Alasan Amerika Serikat memutuskan terlibat langsung dalam konflik Irak-Kuwait adalah berkaitan dengan kepentingan global Amerika Serikat untuk menguasai kawasan Timur Tengah secara ekonomi maupun politik (Wijayanti, 2006, hlm 78). Selain itu Amerika Serikat berkepentingan untuk membatasi radikalisme Arab yang sering mengganggu Barat. Untuk mengamankan kekayaan Timur Tengah dan kepentingan Amerika Serikat secara keseluruhan maka Amerika Serikat perlu menjalin hubungan erat dengan negara di wilayah itu.






Jalannya Perang Teluk 2 Irak dan Kuwait Jalannya Perang Teluk 2 Irak dan Kuwait Reviewed by Rizqi Awan on 06.20 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.