Latar Belakang Gerakan Zionisme

Gerakan Zionisme
Jika Anda suka membaca hal-hal yang sifatnya organisasi rahasia, terselubung, kontroversi, bahaya laten di dunia. Maka gerakan zionisme bukan merupakan hal baru bagi Anda. Gerakan Zionisme kental akan pergerakan bangsa Yahudi untuk membentuk negara Israel, penguasaan dunia dan lain sebagainya. Apakah Anda sudah tahu bagaimana Gerakan Zionisme ini muncul? Jika belum, baiknya Anda membacara artikel ini sampai habis !

Latar Belakang Gerakan Zionisme 
Seperti yang sudah disinggung di awal artikel ini bahwa Zionisme merupakan pergerakan yang diinisiasi oleh kaum Yahudi. Kaum Yahudi merupakan kaum yang berdiaspora ke berbagai penjuru dunia, khususnya benua Eropa. Dengan penyebarannya itu kaum Yahudi mulai jauh dari komunitasnya tetapi tetap memelihara integritas sosialnya. Yaudi memiliki ajaran yang bernama Yudaisme dan ajaran ini diduga kuat mengambil peran penting dalam kelangsungan pembentukan gerakan zionis, yaitu melalui konformitas atau penyamaan penampilan orang Yahudi terhadap agamanya dan pelestarian komunalisme. (Wahyudhi,2011,hlm.18).

Semangat nasionalistik kaum Yahudi sangat tinggi sehingga tidak mengherankan jika ambisinya untuk membentuk negara Yahudi sangatlah kuat sampai pada pertengahan abad ke-19 semangat nasionalistik mereka baru sebatas simbolik saja belum mencapai pada aspirasi politik dan belum menetapkan Palestina sebagai sasaran aspirasi politiknya. Barulah ketika kaum terpelajar Yahudi menegaskan pentingnya kesadaran nasionalisme dengan mengemukakan bahwa kaum Yahudi harus mendirikan suatu pemerintahan agar kedudukan mereka sama dengan bangsa lainnya disitulah mulai terbentuk nasionalisme bersifat aspirasi politik.

Nasionalisme kaum Yahudi ini mendorong munculnya gerakan Zionisme, kata Zionisme diambil dari kata Zion; merupakan nama bukit di Palestina yang berhasil ditaklukkan oleh Nabi Daus A.S ketika ia menjadi seorang raja. Sejak saat itu, bukit zion menjadi tempat suci dan dikeramatkan oleh kaum Yahudi. Tokoh yang terkenal dalam gerakan ini adalah Theodor Herzl yang disebut sebagai Bapak Zionisme Modern, ia merupakan seorang journalist yahudi berkebangsaan Austria. Menurut Yahya (dalam Riyanti, tanpa tahun, hlm.4), Herzl mengungkapkan bahwa selama ras Yahudi menyebar di berbagai penjuru dunia, maka tidak akan ada kebahagiaan bagi Yahudi. Selamanya Yahudi adalah ras minoritas yang terus tertindas di negara lain, terlebih oleh negara penganut anti-semitisme.


Kemampuan para tokoh yahudi pro-zionis dalam berdiplomasi dengan para tokoh besar merupakan suatu keuntungan tersendiri. Sebelum perang dunia I terjadi, wilayah Palestina berada dibawa kekuasaan Turki Utsmani, saat kepemimpinan Sultan Hamid II kehidupan warga Palestina sangat tentram, kehidupan warga Palestina yang khususnya terdiri dari kaum Yahudi , Islam, dan Nasrani bisa hidup secara berdampingan dengan rasa toleransi yang tinggi. Namun, pada awal abad ke – 20 mulai terjadi kekacauan pada kekuasaan Turki Utsmani dengan munculnya sekelompok kekuatan yang berasal dari generasi muda sebagai reaksi ketidakpercayaan pada kepemimpinan Sultan Hamid II, kekuatan ini bernama Committee of Union and Progress (CUP).

Sebelumnya, Herzl melakukan diplomasi dengan Perdana Menteri terkait kepentingan zionisme dan menawarkan beberapa bantuan berupa uang untuk melunasi hutang Turki Utsmani, peminjaman tanpa bunga, pembangunan Universitas Utsmani di Palestina dan menjanjikan kapal induk untuk menjaga keamanan Turki Utsmani. Selain mendatangi Perdana Menteri Turki Utsmani, Herzl juga melakukan pendekatan pada Kaisar Austria yang memiliki kedekaan dengan Sultan Hamid II dengan menyampaikan gagasan terkait kepentingan zionisme. Harapan Herzl sederhana yaitu ia berharap Kaisar Austria akan membantu meyakinkan Sultan Hamid II terhadap kepentingan zionis. Namun, Sultan Abdul Hamid II menolak segala bentuk tawaran yang ditawarkan oleh Herzl.

Penolakan Sultan Abdul Hamid II ini ternyata membawa Turki Utsmani pada masalah yang berujung kehancuran, dengan banyaknya dukungan dimulailah migrasi pertama kaum Yahudi dari Eropa ke Palestina atau dikenal dengan First Aliyah (the first immigration) pada periode 1882 – 1904 , jumlah imigran Yahudi dari Eropa Timur berjumlah sekitar 30.000 orang. Selain itu adanya skenario yang dibuat oleh orang – orang Zionis mampu melumpuhkan pemerintahan Turki Utsmani dari dalam. Abdurrahman (2015, hlm.127) mengemukakan bahwa :

"Mereka membuat dan memulai skenario pergerakan dengan jargon – jargon liberation, freedom dan sebagainya. Mereka menyebut pemerintahan Sultan Abdul Hamid II sebagai Hamidian Absolutism. Bahkan, dalam sebuah situs, Yahudi menyebut sultan Abdul Hamid II sebagai the damned, berarti yang terkutuk. Munculnya revolusi yang dilakukan oleh gerakan Turki Muda atau CUP dimanfaatkan oleh orang zionis. Puncak gerakan ini berhasil menumbangkan periode kekuasaan Sultan Hamid II".


Bisa disimpulkan bahwa gerakan zionisme ini lahir karena kesadaran kaum Yahudi yang dipelopori oleh Theodore Herzl untuk melepaskan kaumnya dari penjajahan bangsa Eropa dengan mendirikan sebuah negara di Palestina melalui konspirasi-konspirasi berbahaya.


Sumber:
Abdurrahman,Z. (2015). Tanah Yang Dijanjikan, Milik Siapakah?. Yogyakarta: IRCiSoD.
Riyanti. (t.t). Deklarasi Balfour: Latar Belakang dan Kedudukannya dalam Konflik Arab Israel.                       Diakses dari http://www.academia.edu
Wahyudi, J. (2011). Pandangan Abdurrahman Wahid Terhadap Konflik Palestina – Israel. Diakses                       dari http://repository.uinjkt.ac.id
Latar Belakang Gerakan Zionisme Latar Belakang Gerakan Zionisme Reviewed by Rizqi Awan on 23.21 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.