Penggempuran Bastille sampai Revolusi Perancis
Penggempuran
Bastille sampai Revolusi Perancis
Pada Juli 1789, tingkat ketegangan di Paris sangat
tinggi. Adapun penyebab tersebut. Pertama, pemanggilan Estates General
menimbulkan harapan untuk segera melakukan pembaharuan. Kedua, harga roti makin
lama makin melambung tinggi; pada Agustus 1788 seorang buruh di Paris harus
menghabiskan 50 persen penghasilannya untuk mendapatkan roti; sementara pada
Juli 1789 meningkat hingga 30 persen yang berarti seorang buruh harus
menghabiskan 80 persen penghasilannnya untuk bisa mencicipi roti. Alasan yang
ketiga, ketakutan terhadap komplotan bangsawan untuk menghancurkan Majelis
Nasional. Delegasi Majelis Nasional khawatir kalau pasukan kerajaan akan
memborbardir dan merampas kota.
Delapan hingga sembilan ratus penduduk Prancis pada
tanggal 14 Juli 1789 berkumpul di depan Bastile, sebuah tempat yang digunakan
sebagai penjara dan merupakan simbol hinaan despotisme kerajaan. Mereka
berkumpul untuk mendapatkan bubuk mesiu. Sewaktu ketegangan telah memuncak, penduduk
Paris mulai menggempur dan berhasil merebut Bastille. Jatuhnya Bastille
mengartikan bahwa simbol Rezim Lama jatuh hingga pada akhirnya sejumlah
bangsawan memutuskan untuk lari meninggalkan negeri.
Di luar Bastille, para petani mulai membakar
rumah-rumah manor dan menghancurkan buku daftar yang memuat kewajiban-kewajiban
mereka kepada tuan nya. Pemberontakan petani disebabkan oleh isu para bangsawan
yang akan melakukan penyerangan dan perampokan kepada para petani.
Pada 4 Agustus 1789, para bangsawan yang berusaha
memulihkan ketenangan di luar kota menyerah dan menyerahkan hak-hak istiemwa
mereka, seperti hak ekslusif berburu, pengecualian pajak, monopoli untuk
menduduki jabatan tertinggi dan hak untuk meminta layanan kepada petani untuk
melakukan kerja paksa.
Arah Radikalisme Revolusi juga didorong oleh
ketidakpuasan para Sans Culottes
(Pemilik toko kecil, tukang dan pekerja upahan). Meskipun mereka telah memaikan
suatu peran yang penting dalam Revolusi khususnya dalam penggempuran Bastille.
Mereka meramalkan bahwa kaum borjuis akan menggantikan kaum bangsawan yang
sudah tumbang sebagai kelas penguasa.
Mereka menuntut agar pemerintah meningkatkan upah,
melakukan pengendalian harga pada persediaan makanan, menetapkan undang-undang
untuk mencegah kekayaan dan kemiskinan yang ekstrim. Sementara rakyat
kebanyakan mengusahakan persamaan hak kebebasan, kebebasan dan kesempatan, para
sans culotte memperluas prinsip
persamaan sehingga meliputi penyempitan jurang diantara kaum kaya dan kaum
miskin.
Untuk mengurangi ketaksamaan ekonomi, para sans culotte menuntut pajak yang lebih
tinggi untuk orang kaya dan pembagian kembali tanah. Secara politis, mereka
lebih menyukai republik demokratis yang memberikan suara kepada orang biasa.
Dengan banyak sekali tuntutan dan kondisi sekitar
Perancis yang sangat mencekam pada akhirnya Raja Louis XVI menyetujui Dekrit
Agustus dan Deklarasi Hak-hak Manusia dan Warga Negara.
Pada Juni 1791, Louis XVI serta keluarga kerajaan
pergi dengan menyamar dan meninggalkan Paris ke Perancis bagian timur laut
untuk bergabung dengan para bangsawan yang akan meinggalkan Perancis dan untuk
meminta bantuan dari luar negeri untuk melawan Revolusi.
Sayangnya, rencana dan penyamaran Raja Louis XVI
gagal setelah diketahui oleh kepala kantor desa di daerah Varennes. Sang raja
beserta keluarga dibawa kembali ke Paris untuk diadili.
Pelarian Louis XVI membuat banyak rakyat Perancis
menentang monarki, memperkuat posisi kaum radikal menghapuskan pangkat raja dan
mendirikan negara Republik. Pada 21-23 September, Konvensi Nasional (badan
pembuat hukum yang baru) menghapuskan monarki dan mendirikan negara Republik.
Pada bulan Desember 1792, Raja Louis XVI diadili dan
pada Januari 1793 dia dihukum mati. Dengan kejadian tersebut mengartikan bahwa
Revolusi telah jatuh. Maka setelah itu pemerintahan yang baru mulai
direncanakan oleh para kaum radikal.
Sebab-sebab
Revolusi Perancis
1. Ketidakpuasan terhadap Rezim Lama
2. Adanya konflik kelas antara golongan raja,
bangsawan dengan kaum borjuis dan kaum rendah lainnya (petani, buruh, petukan).
3. Perekonomian yang tidak sehat (gagal panen, pajak
tinggi)
Tokoh-tokoh
Revolusi Perancis
1. Jean Baptiste Jules Bernadotte
2. Jean Paul Marat
3. Napoleon Bonaparte
4. Voltaire
Sumber:
Perry, M. (2014). Peradaban Barat dari Revolusi Prancis Hingga Zaman
Global (Terjemahan dan diterjemahkan oleh Saut Pasaribu) Yogyakarta: Kreasi Wacana
Penggempuran Bastille sampai Revolusi Perancis
Reviewed by Rizqi Awan
on
23.35
Rating:
Tidak ada komentar: