Era Sebelum Pecahnya Revolusi Perancis

Era Sebelum Pecahnya Revolusi Perancis: Kedudukan 3 Kasta ketika Rezim Lama

Sebab-sebab Revolusi Perancis dapat dilihat kembali pada struktur mayarakatnya. Pada abad ke-8 Masyarakat Perancis terbagi ke dalam tiga golongan, yaitu kaum imam, kaum bangsawan dan anggota masyarakat pada umumnya. Struktur sosial semifeodal Rezim Lama yang berlandaskan ketidaksetaraan membuat ketegangan-ketegangan yang mempercepat Revolusi. 



Kasta Pertama
Pada kasta ini kekuasaan dan hak-hak istimewa dimiliki oleh para imam/pemimpin gereja Katolik. Selama berabad-abad, gereja mendata kelahiran, perkawinan, kematian dan mengumpulkan pajak hasil tanah. Imam gereja kerap kali melakukan penyensoran dan pengawasan terhadap buku-buku yang dianggap membahayakan agama dan moral. Meskipun begitu para imam gereja juga banyak memberikan pertolongan kepada kaum miskin dan tetap mendirikan persekolahan di lingkungan gereja. Perlu diingat juga meskipun para imam ini memiliki hak istimewa dan berada dalam kasta pertama, bukan berarti semua imam gereja memiliki pemikiran yang sama dan tanpa konflik diantara sesamanya. 

Beberapa Pendeta yang berasal dari keturunan kebanyakan dan berasal dari wilayah yang sama terkadang ataupun mungkin sering kali marah pada kaum imam papan atas yang memiliki hak lebih dibanding sesamanya. Pada 1789, ketika Revolusi Prancis mulai terjadi banyak pendeta yang bersimpati dengan orang-orang yang menginginkan pembaruan di Prancis seperti apa yang dilakukan oleh Kasta ketiga.

Kasta Kedua
Kasta ini terdiri dari para kaum bangsawan, seperti kaum imam; kaum bangsawan juga memiliki hak istimewa. Mereka dibebaskan dari sebagian pajak, berhak mengumpulkan iuran/pajak yang dihasilkan oleh kaum tani dan berhak memiliki luas lahan antara seperempat dan sepertiga.  Penghasilan mereka didapat dari hasil perkebunan, selain itu kaum bangsawan juga terlibat dalam usaha-usaha nonbangsawanan, seperti perbankan dan keuangan. Banyak dari kaum bangsawan curiga dan menolak ide-ide liberal yang dikembangkan oleh para pelopor pencerahan seperti Montesquieu, Condorcet.

Kaum bangsawan pun dibagi-bagi kembali, martabat tertinggi dalam kelas bangsawan ialah bangsawan berpedang (nobles of the sword). Kemudian bangsawan berjubah (the nobles of robe) bangsawan berjubah ini merupakan gelar-gelar kebangsawanan yang dibeli oleh Kaum Borjuis kaya.
Adanya perbedaan pemikiran di kalangan kaum bangsawan lantas pada akhirnya menjadi terpecah dua kubu. Sebagian pendukung pencerahan ingin mengakhiri despotisme kerajaan dan mebentuk pemerintahan konstitusional. 

Sebagian kaum bangsawan ini memiliki banyak persamaan dengan kaum borjuis. Kaum bangsawan liberal melihat adanya kemunduran kecakapan pada raja sebagai suatu kesempatan untuk meregenerasi bangsa dibawah kepemimpinan yang baru. Tetapi sebagian bangsawan lain tetap ingin melestarikan hak-hak istimewanya sehingga mereka memusuhi cita-cita liberal dan akan melawan pembaruan.

Kasta Ketiga
Kelas ketiga terdiri dari kaum borjuis, kaum petani dan para buruh perkotaan. Meskipn kaum borjuis memberikan kepemimpinan bagi Revolusi, keberhasilannya tetap bergantung kepada dukungan yang diberikan oleh anggota lainnya dari Kasta atau Tingkatan Ketiga ini.

Kaum borjuis terdiri dari para pemilik pabrik-saudagar, bankir, tukang ahli, dokter, pengacara, cendekiawan dan para pejabat pemerintah dibawah peringkat puncak. Meskipun kaum borjuis juga memiliki kekayaan namun mereka kekurangan wibawa sosial.

Melihat kaum bangsawan yang memiliki hak-ha istimewa membuat para kaum borjuis pada masa itu iri dan berusaha menghapuskan noda sebagai orang biasa. Menjelang 1789, kaum borjuis menginginkan semua posisi di dalam gereja, tentara dan negara harus terbuka untuk orang-orang yang berbakat, memiliki kompetensi tanpa melihat keturunan.

Mereka mengusahakan membentuk suatu parlemen yang akan membuat undang-undang untuk negaranya; suatu konstitusi yang akan membatasi kewenangan dan kekuasaan berlebih pada raja dan menjamin kebebasan berpikir, peradilan yang adil, toleransi religius.

Kaum Petani, di Prancis sebagian besar perbudakan sudah lenyap, banyak dari para petani meiliki tanah sendiri dan bahkan beberapa diantaranya bahkan makmur. Disisi lain, sebagian kaum tani Prancis hidup dalam kemiskinan. Banyak petani tidak mempunyai tanah sendiri, mereka menyewa dari seorang bangsawan atau tetangga kaya. Tanah tersebut tidak cukup untuk mempertahankan hidup mereka. Dari tahun ke tahun populasi penduduk semakin bertambah sedangkan keberadaan lahan semakin kecil. Belum lagi ditambah sebagian hasil mereka diserahkan kepada para pemberi pinjaman.

Sistem pajak yang korup dan tidak adil menjadi beban berat bagi kaum petani. Louis XIV membiaya perang dengan menggunakan pajak dari kaum tani. Selain pajak kerajaan, kaum petani membayar per sepuluhan kepada gereja.

Meskipun perbudakan di sebagian wilayah telah berakhir, namun dibagian wilayah yang lain sikap dari para tuan masih saja menuntut kewajiban-kewajiban dari para petani. Para petani harus tetap melakukan kerja pasa di perkebunan sang tuan, menggiling-giling padi, membakar roti dan memeras anggur.

Para Buruh Perkotaan, Kelas buruh perkotaan di zaman praindustri ini terdiri dari para pekerja ahli yang bekerja untuk tuan para pekerja, buruh pabrik dalam industri skala kecil dan penerima upah harian seperti tukang kebun, pekerja serabutan dan kurir. Dari tahun 1785-189 biaya hidup eningkat 62 persen, sementara upah hanya naik sekitar 22 persen saja. 

Selama hampir seluruh dasawarsa Revolusi, para buruh perkotaan berjuang untuk bertahan hidup dalam menghadapi kekurangan makanan dan naiknya harga-harga, khususnya haraga-harga bahan pokok, roti. Kekurangan material mendorong kaum miskin perkotaan melakukan kekerasan yang mempengaruhi jalannya Revolusi di Prancis. 





Sumber: 
Perry, M. (2014). Peradaban Barat dari Revolusi Prancis Hingga Zaman

Global (Terjemahan dan diterjemahkan oleh Saut Pasaribu) Yogyakarta: Kreasi Wacana


Era Sebelum Pecahnya Revolusi Perancis Era Sebelum Pecahnya Revolusi Perancis Reviewed by Rizqi Awan on 19.04 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.