Sejarah Nabi Muhammad di Mekkah
Nabi Muhammad sebagai Pemimpin Agama di Mekkah (Periode Mekkah)
Selama di Mekkah Nabi Muhammad berperan sebagai
pemimpin agama. Arti kata ‘Pemimpin Agama’ berarti orang yang memberikan
tuntunan untuk kebaikan umat beragama. Perkataan pemimpin agama dalam arti yang
lain adalah orang yang memberikan petunjuk dan mengajarkan tentang
persoalan-persoalan agama. Dua arti tersebut sesuai dengan peran Nabi Muhammad
saw. ketika beliau untuk pertama kalinya menjadi pemimpin agama di Kota Mekkah, yakni berperan sebagai seorang dai dan
pendidik.
1.
Menyeru Seorang-seorang/Kerabat
Setelah
turun Surat Al-Mudatsir ayat 1-7, Nabi Muhammad mulai melakukan dakwah untuk
menyebarkan ajaran agama Islam, namun awal pertama kali beliau berdakwah
ditujukan kepada kerabat-kerabat terdekatnya. Beliau menyerukan ajaran agama
Islam kepada keluarganya, seperti Siti Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar,
Zaid bin Harisah serta Ummu Aiman. Berawal dari dakwah kepada keluarga terdekat
yang kemudian dakwah Nabi dilanjutkan pula oleh Abu Bakar maka mulai banyak
yang menganut agama Islam hasil dari dakwah Abu Bakar, seperti Usman bin Affan,
Zuber bin Awwam, Abdurahman bin Auf, Saad bin Abi Waqqash, Ubaidilllah ibnul
Jarrah dan al-Arqam ibnul Arqam. Pada seruan yang pertama ini, orang-orang yang
memeluk agama Islam lebih dahulu disebut sebagai Assabiqunal al-Awwalun.
2.
Berdakwah kepada Bani Abdul Muthalib
Seruan Nabi
disambut baik dan diterima oleh sebagian Bani Abdul Muthalib, namun sebagian
yang lain menolak seruan dari Nabi serta kerabatnya,seperti Abu Lahab dan
istrinya.
3.
Berdakwah kepada seluruh Umat Manusia
Setelah
berdakwah kepada Bani Abdul Mutholib, Nabi Muhammad meyeru kepada segenap
lapisan manusia, baik golongan bangsawan ataupun hamba sahaya, kaum kerabat
ataupun yang lainnya untuk memeluk agama Islam secara terang-terangan.
Ketika Nabi mulai dan telah menyiarkan agama Islam
secara terang-terangan, pihak kaum Quraisy mencoba menentang dan mengancam akan
membunuh Nabi dan para pengikutnya dengan cara apapun. Adapun beberapa sebab
yang melatar belakangi sikap kaum Quraisy menentang agama Islam dan Nabi Muhamman
dikarenakan mereka (kaum Quraisy) mengira bahwa tunduk kepada agama yang dibawa
Nabi Muhammad berarti tunduk kepada Bani Abdul Mutholib. Nabi Muhammad dalam menyampaikan
ajaran agama Islam menyerukan persamaan hak antara kaum bangsawan dan hamba
sahaya, tetapi budaya orang Arab saat itu tidak mengakui adanya persamaan hak
diantara dua golongan tersebut.
Ketika berada di Mekkah, Nabi Muhammad hanya
memiliki peran sebagai pemimpin agama belum memiliki peran sebagai pemimpin
negara atau pemimpin yang memiliki peran dalam bidang politik. Beberapa
alasannya diantaranya sebagai berikut:
1. Ketika periode Mekkah umat Islam belum menjadi
masyarakat yang teratur. Kondisi mereka sangat lemah dan selalu mendapat
ancaman serta tindakan kekerasan dari para kaum Quraisy
2. Ayat-ayat Al-Quran masih diturunkan secara tahap
demi tahap dan ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan di Mekkah saat itu belum
berkaitan dengan kehidupan politik, negara, pemerintahan, perkawinan dan
perdagangan. Ayat-ayat Al-Quran yang turun di Mekkah pada umumnya mengajarkan
mengenai Ketuhanan, Alam Semesta dan Hari Kiamat.
3. Nabi Muhammad tidak mempunyai kekuatan ekonomi,
hal ini dikarenakan kekuatan ekonomi masih dikuasai oleh kaum Quraisy.
4. Jumlah umat muslim yang masih sedikit.
Sumber:
Suntiah, R dan Maslani. (2014). Sejarah Peradaban Islam. Bandung:Interes Media
Sejarah Nabi Muhammad di Mekkah
Reviewed by Rizqi Awan
on
18.37
Rating:
Tidak ada komentar: