Kerajaan Demak (1479-1568 M) beserta bukti peninggalannya
Masa Awal Berdirinya Kerajaan
Sebelum berdirinya
kerajaan Islam di Jawa, budaya Hindu-Budha sangat mendominasi di segala aspek kehidupan masyarakat pulau Jawa,
bahkan sampai saat ini hasil peradabannya masih dapat kita saksikan. Setelah
agama Islam datang ke Jawa dan Kerajaan Majapahit semakin menurun pengaruhnya
di masyarakat, maka mulai terjadi pergeseran pengaruh budaya di tanah Jawa.
Semenjak itu, Islam mulai menyebar di pulau Jawa. Islamisasi tentu saja tidak
dapat dilepaskan dari hasil dakwah para wali sebagai perintis dan penyebar
agama Islam di Jawa. Namun, pengaruh kesultanan demak juga menjadi salah satu
faktor keberhasilan Islamisasi di Jawa.
Menurut tradisi seperti
yang tercantum dalam historiografi tradisional Jawa, pendiri Kesultanan demak
ialah Raden Patah. Dia adalah seorang putra raja Majapahit dari Istri Cina yang
dihadiahkan kepada Raja Palembang. Menurut tradisi Mataram Jawa Timur, Raden
Patah merupakan anak dari Brawijaya. Ketika ibu Raden Patah hamil, putri cina
tersebut dihadiahkan kepada seorang anak emasnya (Arya Damar) yang menjadi
gubernur di Palembang. Alasan kenapa putri Cina dihadiahkan kepada Arya Damar,
adalah karena kecemburuan Putri Campa yang tidak senang dimadu dengan putri
Cina. Ia mendesak agar putri Cina itu diusir. Dari perkawinan dengan puteri Cina,
Arya Damar mempunyai anak yang bernama Raden Kusen. Raden Kusen merupakan
saudara kandung Raden Patah, berlainan bapak.
Ketika Prabu Brawijaya
mengetahui bahwa sebenarnya Raden Patah adalah putranya sendiri dari hasil perkawinanya
dengan putri Cina ia kemudian mengangkat Raden Patah sebagai adipati di wilayah
Bintara. Dulunya Bintoro merupakan sebuah hutan yang bernama hutan Glagah
Wangi. Hutan Glagah wangi kemudian berubah menjadi kota yang bernama Bintoro.
Menurut Babad Tanah Jawi dulunya daerah Demak bernama Bintoro yang merupakan
bagian dari Kerajaan Majapahit. Kisah Babad Tanah Jawi memberikan penjelasan
secara historis, yuridis dan genealogis terhadap kedudukan Demak sebagai
kerajaan Islam yang pertama di Jawa. Secara historis dan yuridis, penebangan
hutan Glagah Wangi yang kemudian menjadi Bintoro merupakan sebuah pembukaan,
pengusahaan sebagai awal berdirinya suatu kekuasaan kerajaan. Kemudian Bintoro
berubah namanya menjadi Demak, kata Demak merupakan kata yang berasal dari Jawa
Kuno yang berarti anugerah atau pemberian. Hal ini berarti Demak merupakan
tanah yang dianugerahkan.
Sekitar 1500-an, Raden
Patah dapat menaklukkan kerajaan Majapahit saat dipimpin oleh Girindrawardhana
dengan dibantu oleh daerah-daerah lainnya, yaitu Jepara, Tuban, Gresik. Raden
Patah berhasil merobohkan dan memindahkan semua benda pusaka kerajaan Majapahit
ke Demak. Setelah Demak merdeka, maka raja pertama Sunan Ampel memberikan gelar
kepada Raden Patah, yaitu Sultan Alam Akbar al-Fatah. Nama Fatah merupakan
perubahan dari kata Arab Fattah yang berarti pembuka. Maksudnya, pembuka pintu
gerbang kemenangan, dan nama sebelumnya adalah Pangeran Jinbun. Dalam versi
Babad Tanah Jawi gelar Raden Patah yaitu Senopati Jimbun Ngabdurahman
Panembahan Palembang Sayidin Panatagama.
Kehidupan Politik
Masa
Pemerintahan Raden Patah
Di bawah
kepemimpinannya Kerajaan Demak menjadi kerajaan besar dan pusat penyebaran
Agama Islam. Selama kurang lebih 18 tahun yakni sejak 1500 hingga 1518 Raden
Patah menjabat sebagai raja dari kerajaan Demak. Pada masa kepemimpinannya
Raden Patah berhasil menghancurkan Kerajaan Majapahit. Beliau juga membangun
Masjid Agung Demak serta Alun-alun di tengah Kota Demak.
Semarang dijadikan kota
pelabuhan, pintu masuk ke ibu kota Demak. Semarang merupakan kota yang penting
bagi kesultanan Demak. Kota Semarang disiapkan untuk menjadi kota pelabuhan
yang menguasai lalu lintas perdagangan di laut Jawa dan lautan Indonesia Timur.
Perdagangan rempah-rempah, yang pada masa pemerintahan Majapahit menjadi
monopoli pedagang-pedagang Jawa, dipindahkan ke tangan pedagang-pedagang
Tionghoa di Semarang. Kapal-kapal dagang dari Semarang harus mengambil sendiri
rempah-rempah dari Maluku, dan kemudian menjualnya ke Malaka. Keuntungan dari
perdagangan ini digunakan untuk membangun kota Semarang dan ibu kota Demak.
Demak sebagai ibu kota
negara Islam perlu diperindah. Perhatian Raden Patah yang pertama adalah
penyempurnaan masjid Demak, yang pembangunannya sudah dimulai sejak Raden Patah
menetap di Demak dan membuka hutan Bintara. Perlu diketahui bahwa masa sebelum
jatunya kerajaan Majapahit, bangunan masjid Demak masih sederhana sekali, tidak
berbeda dengan masjid yang lain pada masanya. Karena Demak dijadikan ibu kota
kesultanan, maka bangunan masjid itu diperbesar dan diperindah.
Pada masa Raden Patah,
daerah kekuasaan Demak meliputi daerah Demak, Semarang, Tegal, Jepara, dan
sekitarnya, Demak juga memiliki pengaruh di Palembang, Jambi, serta beberapa
wilayah di Kalimantan. Dalam perjalanannya, Demak berkembang menjadi kerajaan maritim
yang kuat dengan bandar-bandar besar seperti Jepara, Tuban, Sedayu, dan Gresik.
Masa Pemerintahan Pati
Unus
Pati Unus memerintah
Kerajaan Demak dalam sekejap. Hanya 3 tahun sejak tahun 1518 hingga 1521.
Meskipun begitu Pati Unus mampu memberikan gertakan kepada Portugis. Anak dari
Raden Patah ini menggantikan ayahnya setelah ayahnya wafat.
Beliau mendapat gelar
Pangeran Sebrang Lor karena gagah berani melawan Portugis demi merebut Malaka. Penamaan
Sabrang Lor karena beliau berhasil menyebrang ke utara, ketika berusaha
menyerang Portugis di Malaka meskipun gagal. Namun Portugis sampai kekurangan
bahan makanan. Diceritakan pula bahwa Adipati Unus
mempunyai armada laut yang terdiri dari 40 kapal jung yang berasal dari
daerah-daerah taklukan, terutama yang di peroleh dari Jepara. Pati Unus dikenal
dengan kepribadian tegas dan kesatria. Hal inipun diakui oleh orang-orang
Portugis.
Masa
Pemerintahan Sultan Trenggono
Ketika Pati Unus wafat,
Pati Unus tidak memiliki putra.jadi tahta kerajaan digantikan oleh adiknya yang
bernama Raden Trenggono. dan di bawah pemerintahan Sultan Trenggono inilah
pemerintahan Demak mencapai masa kejayaannya. Raden Trenggono dikenal sebagai
raja yang sangat bijaksana dan gagah berani. dan berhasil memperlebar wilayah
kekuasaannya yang meliputi dari Jawa Timur dan Jawa Barat.
Pada turun-temurun berdirinya Demak sampai masa pemerintahan Raden Trenggono Musuh utama Demak adalah Portugis yang mulai memperluas pengaruhnya ke jawa Barat dan alhasil pihak portugis bisa mendirikan benteng Sunda Kelapa di Jawa Barat.
Pada tahun 1522 Sultan
Trenggono mengirim tentaranya ke Sunda kelapa dibawah pimpinan Fatahillah yang
bertujuan untuk mengusir bangsa Portugis dari sunda kelapa. Tahun 1527
Fatahillah dan para pengikutnya berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa.
Dan Sejak saat itulah Sunda Kelapa diganti namanya menjadi Jayakarta yang
artinya kemenangan yang sempurna dan sampai saat ini dikenal dengan nama
Jakarta.
Sultan Trenggono yang
berencana menyatukan pulau Jawa di bawah kekuasaan Demak dan untuk mewujudkan
cita-cita itu Sultan Trenggono mengambil langkah cerdas sebagai berikut:
1. Menyerang daerah
Pasuruan di Jawa Timur (kerajaan Hindu Supit Urang)
dipimpin Sultan Trenggono sendiri, serangan ke Pasuruan tidak membawa hasil
karena Sultan Trenggono meninggal
dipimpin Sultan Trenggono sendiri, serangan ke Pasuruan tidak membawa hasil
karena Sultan Trenggono meninggal
2. Menyerang Jawa Barat
(Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon) dipimpin
Fatahillah
Fatahillah
3. Mengadakan
perkawinan politik. Misalnya :
- Pangeran Hadiri dijodohkan dengan
puterinya (adipati Jepara)
- Fatahillah dijodohkan dengan
adiknya
- Pangeran Pasarehan dijodohkan
dengan puterinya (menjadi Raja Cirebon)
- Joko Tingkir dijodohkan dengan
puterinya (adipati Pajang)
Kehidupan Sosial-Budaya
Dalam kehidupan sosial
dan budaya, rakyat kerajaan Demak sudah hidup dengan teratur. Roda kehidupan
budaya dan sosial masyarakat Kerajaan Demak sudah diatur dengan hukum Islam
sebab pada dasarnya Demak ialah tempat berkumpulnya para Wali Sanga yang
menyebarkan islam di pulau Jawa. masyarakatnya secara umum dikelompokkan
menjadi tiga golongan, yakni golongan raja dan keluarganya, kaum bangsawan dan
rakyat umum.
Selain itu, ada
kelompok kaum alim ulama atau para wali yang mempunyai peran sangat penting di
masa perkembangan Kerajaan Demak. Keberadaan pondok-pondok pesantren baik
secara langsung maupun tidak mendorong terjadinya hubungan antara para ulama,
kaum bangsawan dan rakyat secara umum. Hal itu terjadi karena di pondok
pesantren ada para santri yang berasal dari kalangan bangsawan maupun rakyat.
Adapun perayaan
disekitar lingkungan kerajaan adalah upacara Sekatenan. Sunan Kalijaga adalah
yang mempelopori dasar-dasar perayaan Sekaten yang ada dimasa Kerajaan Demak.
Perayaan tersebut diadakan oleh Sunan Kalijaga dalam untuk menarik minat
masyarakat agar tertarik untuk memeluk Islam. Perayaan Sekaten tersebut lalu
menjadi sebuah tradisi atau kebudayaan terus menerus dipelihara sampai saat
ini, terutama yang berada didaerah Cirebon, Yogyakarta dan Surakarta.
Kehidupan
Ekonomi
Kerajaan Demak telah
menjadi salah satu pelabuhan terbesar yang ada di Nusantara, Demak memegang
peran yang sangat penting dalam aktivitas perekonomian antarpulau. Demak
memiliki peran yang penting karena memiliki daerah pertanian yang lumayan luas
dan menjadi penghasil bahan makanan seperti beras. Selain itu, perdagangannya
juga semakin meningkat. Barang yang banyak diekspor yaitu Lilin, Madu dan
Beras. Barang-barang tersebut lalu diekspor ke Malaka melalui Pelabuhan Jepara.
Aktivitas perdagangan Maritim tersebut telah menyebabkan kerajaan Demak
mendapat keuntungan sangat besar. Banyak kapal yang melewati kawasan laut jawa
dalam memasarkan barang dagangan tersebut.
Selain sebagai kerajaan
maritim, Kesultanan Demak juga merupakan pusat penghasil bumi yang diangkut
dari berbagai daerah pedalaman jawa Tengah. Kerajaan Demak memiliki peran
sebagai penghubung antara daerah penghasil rempah-rempah di Indonesia bagian
timur, seperti Maluku dengan tempat pemasaran di Indonesia bagian barat atau di
Selat Malaka. Hasil utama Kerajaan Demak adalah selain beras, yaitu kelapa,
palawija, dan gula.
Masa
Kejayaan
Sultan Trenggana
merupakan pemimpin yang berperan dalam penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa
Tengah. Di bawah kepemimpinan Sultan Trenggana Kerajaan Demak mampu menguasai
daerah-daerah di Jawa. Daerah tersebut antara lain Sunda Kelapa dari Padjajaran
dan menghalau Portugis untuk mendarat di Sunda Kelapa, Madiun, Surabaya dan
Pasuruan. Tak hanya itu saja Sultan Trenggana juga menghalau Portugis mendarat
di Malang, Blambangan dan Kerajaan Hindu terakhir yang berada di ujung timur
Pulau Jawa.
Setelah Sultan
Trenggana wafat ia digantikan oleh Sunan Prawoto. Fatahillah juga menjadi
menantu dari Sultan Trenggana. Sementara Putra Sunan Gunung Jati, Maulana
Hasanuddin diperintah oleh Sultan Trenggana untuk menundukkan Banten.
Masa
Keruntuhan
Kerajaan Demak mulai
runtuh setelah Sultan Trenggana Wafat. Terjadi perebutan kekuasaan semenjak
Sultan Trenggana wafat. Sultan Trenggana mulanya digantikan oleh saudaranya
Pangeran Sedo Lepen. Namun anak Sultan Trenggana yang tidak terima akhirnya
membunuh Pangeran Sedo Lepen. Anak Sultan Trenggana bernama Pangeran Prawoto.
Perebutan kekuasaan
tidak berhenti di situ saja. Putra Pangeran Sedo Lepen yakni Arya Penangsang
membunuh Pangeran Prawoto. Jatuhlah kekuasaan Kerajaan Demak di tangannya.
Namun Arya Penangsang mampu dikalahkan oleh anak angkat Joko Tingkir
Sutawijaya. Setelah itu kekuasaan Kerajaan Demak jatuh ke tangan Joko Timgkir
dan dipindahkan ke Pajang. Sejak saat itulah Kekuasaan Kerajaan Demak berakhir.
Peninggalan Kerajaan
Kerajaan
Demak merupakan Kerajaan yang lumayan lama berdiri. Kerajaan Islam pertama di
Pulau Jawa ini menjadi pusat penyebaran Agama Islam yang mahsyur.
1.
Masjid Demak
2.
Saka Tatal
Soko Guru merupakan
tiang yang memiliki diameter 1 meter yang berguna sebagai tiang penyangga.
Digunakan sebagai tiang penyangga Masjid Agung Demak yang jumlahnya empat buah.
Menurut cerita Soko Guru merupakan buatan Sunan Kalijaga sendiri.
Sumber :
Hapsari,
Ratna dan Adil. (2016). Sejarah Indonesia
untuk SM/MA kelas X. Jakarta: Erlangga
Daliman, A. (2012). Islamiasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan
Islam di
Indonesia.
Yogyakarta: Ombak
http://sejarahlengkap.com/indonesia/kerajaan/sejarah-kerajaan-demak
http://www.gurupendidikan.co.id/kerajaan-demak-sejarah-raja-dan-peninggalan-beserta-masa-kejayaannya-secara-lengkap/
https://sijai.com/kerajaan-demak/
Kerajaan Demak (1479-1568 M) beserta bukti peninggalannya
Reviewed by Rizqi Awan
on
02.24
Rating:
Tidak ada komentar: