Sejarah Abu Bakar Ash Siddiq
Nama Asli Abu Bakar Ash Siddiq
Abu Bakar ash-Shiddiq bernama asli Abdullah bin
Usman. Umur Abu Bakar Ash-Siddiq dan Rasulullah berjarak 2 tahun. Ayah Abu
Bakar Ash Shiddiq Abu Quhafah. Sementara ibunya bernama Salma binti Shohr bin
Amir atau dikenal juga dengan Ummul Khair.
Awal
Kehidupan Abu Bakar Ash Siddiq
Abu Bakar ash-Siddiq dilahirkan di kota Mekah dengan
garis keturunan dari Bani Taim sub-suku bangsa Quraisy. Banyak sejarawan Islam
mencatat ia adalah seorang pedagang, hakim, dan seseorang yang dipercaya sebagai
penafsir mimpi.
Abu Bakar dikenal dengan kewibawaannya, Akhlaknya
yang begitu pemberani, mulia serta cerdas dalam keilmuan. Kecerdasan yang
dimilikiya, membuat banyak orang yang datang kepada Abu Bakar untuk
bertanya-tanya tentang banyak hal. Selain itu beliau juga terkenal dalam
menjaga harkat martabatnya, Abu Bakar tidak pernah meminum Khamar walau satu
tetes selama hidupnya.
Seorang
Saudagar
Seorang saudagar kaya raya di kota Mekkah yang bernama
Abu Quhafah sekaligus ayah daripada sang khalifah, mengajak Abu Bakar untuk
berdagang dari satu tempat ke tempat lain. Ayahnya mengajarinya bagaimana cara
memilih barang dagangan dan cara memasarkannya kepada anaknya (Abu Bakar).
Setelah menginjak dewasa, Abu Bakar mengikuti jejak ayahnya sebagai seorang
sudagar. Akhirnya ia juga berhasi menjadi seorang saudagar yang sukses.
Abu
Bakar Masuk Islam
Abu Bakar termasuk ke dalam Assabiqunal Awwalun atau
orang yang pertama kali masuk Islam. Saat Rasulullah SAW diperintahkan Allah
untuk mengajak manusia memeluk agama Islam, kemudian Rasulullah menyeru kepada
orang-orang terdekat dengan beliau, salah satunya Abu Bakar.
Setelah itu Abu
Bakar Ash-Shiddiq merasa bersemangat untuk menyebarkan dakwah Islam. Abu Bakar
mencari sahabat-sahabat terdekat dan teman duduknya untuk menyampaikan
dakwahnya. Sehingga dari dakwah beliau banyak penduduk Mekkah masuk Islam
diantaranya, Utsman bin Affan, -Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Saad bin
Abi Waqash dan Thalhah bin Ubaidullah.
Abu
Bakar Saat Menjadi Dipilih Menjadi Khalifah
Ketika Rasulullah sakit, Abu Bakar ditunjuk untuk
menjadi imam shalat untuk menggantikan Rasul, banyak yang menganggap ini
sebagai indikasi bahwa Abu Bakar akan menggantikan posisinya. Setelah wafatnya Rasul
Muhammad, dilakukan musyawarah di kalangan para pemuka umat, yaitu kaum Anshar
dan Muhajirin di Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Bakar
sebagai pemimpin baru umat Islam sekitar tahun 632 M.
Saat musyawarah terjadi perdebatan. Penunjukan Abu
Bakar sebagai khalifah menjadi sumber perpecahan pertama dalam Islam, dimana
dalam hal ini umat Islam terpecah menjadi kaum Sunni dan Syi'ah. Kaum Syi'ah
percaya bahwa seharusnya Ali bin Abi Thalib yang seharusnyalah menjadi pemimpin,
sementara kaum Sunni berpendapat bahwa Rasulullah menolak untuk menunjuk
penggantinya. Kaum Sunni berpendapat bahwa Nabi Muhammad mengedepankan
musyawarah untuk penunjukan pemimpin. Sedangkan golongan Syi'ah tetap tidak
setuju dengan musyawarah apabila tidak melalui pendapat Nabi secara langsung.
Banyak hadits yang menjadi Referensi dari kaum Sunni
maupun Syi'ah tentang siapa khalifah sepeninggal rasulullah. Ali bin Thalib sendiri
menyatakan kesetiaannya kepada Abu Bakar dan dua khalifah setelahnya Umar bin
Khattab dan Usman bin Affan. Kaum sunni menggambarkan pernyataan ini sebagai
pernyataan Ali yang menjadi pendukung setia Abu Bakar dan Umar bin Khattab.
Memerangi
Kaum Murtad dan Nabi Palsu
Setelah dipilih menjadi khalifah pertama, Abu Bakar
beberapa masalah yang mengancam persatuan dan stabilitas komunitas dan negara
Islam mulai bermunculan. Beberapa suku Arab yang berasal dari Nejed dan Hejaz
membangkang kepada khalifah Abu Bakar. Beberapa di antaranya menolak membayar
zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh.
Beberapa lainnya kembali memeluk tradisi lamanya yakni penyembahan patung-patung. Suku-suku tersebut mengaku bahwa mereka hanya memiliki komitmen dengan Nabi Muhammad dan dengan kematian Nabi Muhammad komitmennya tidak berlaku lagi. Berdasarkan hal ini Abu Bakar menyatakan perang terhadap mereka yang dikenal dengan nama Perang Riddah.
Dalam perang Ridda peperangan terbesar adalah memerangi Musailamah al-Kazab yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhamad. Pasukan Musailamah kemudian dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid.
Sedangkan Musailamah sendiri terbunuh di tangan Al Wahsyi, seorang mantan budak yang dibebaskan oleh Hindun istri Abu Sufyan karena telah berhasil membunuh Hamzah Singa Allah dalam Perang Uhud. Al Wahsyi lataskemudian memeluk Islam serta mengakui kesalahannya atas pembunuhan tersebut.
Beberapa lainnya kembali memeluk tradisi lamanya yakni penyembahan patung-patung. Suku-suku tersebut mengaku bahwa mereka hanya memiliki komitmen dengan Nabi Muhammad dan dengan kematian Nabi Muhammad komitmennya tidak berlaku lagi. Berdasarkan hal ini Abu Bakar menyatakan perang terhadap mereka yang dikenal dengan nama Perang Riddah.
Dalam perang Ridda peperangan terbesar adalah memerangi Musailamah al-Kazab yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhamad. Pasukan Musailamah kemudian dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid.
Sedangkan Musailamah sendiri terbunuh di tangan Al Wahsyi, seorang mantan budak yang dibebaskan oleh Hindun istri Abu Sufyan karena telah berhasil membunuh Hamzah Singa Allah dalam Perang Uhud. Al Wahsyi lataskemudian memeluk Islam serta mengakui kesalahannya atas pembunuhan tersebut.
Penyempurnaan
Al-Quran
Abu Bakar pun berperan dalam pelestarian teks-teks
tertulis Al Qur'an. Umar meminta Abu Bakar untuk mengumpulkan koleksi dari Al
Qur'an yang saat itu masih belum sempurna. Bersama sahabat Zaid bin Tsabit
selaku ketua tim saat itu, mulai dikumpulkanlah lembaran al-Qur'an dari para
penghafal al-Qur'an dan tulisan-tulisan yang terdapat pada media tulis seperti
tulang, kulit dan lain sebagainya, setelah lengkap penulisan ini maka kemudian
disimpan oleh Abu Bakar.
setelah Abu Bakar meninggal maka disimpan oleh Umar bin Khaththab dan kemudian disimpan oleh Hafsah, anak dari Umar dan juga istri dari Nabi Muhammad. Kemudian pada masa pemerintahan Usman bin Affan koleksi ini menjadi dasar penulisan teks al-Qur'an yang dikenal saat ini.
setelah Abu Bakar meninggal maka disimpan oleh Umar bin Khaththab dan kemudian disimpan oleh Hafsah, anak dari Umar dan juga istri dari Nabi Muhammad. Kemudian pada masa pemerintahan Usman bin Affan koleksi ini menjadi dasar penulisan teks al-Qur'an yang dikenal saat ini.
Wafatnya
Abu Bakar Ash Shiddiq
Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634
Masehi di Madinah. Beliau wafat oleh karena sakit, beliau wafat saat berusia
sekitar 61 tahun. Abu Bakar dimakamkan di rumah putrinya Aisyah di dekat Masjid
Nabawi, di samping makam Nabi Muhammad SAW.
Sumber:
http://www.perkaraiman.com/2017/03/kisah-abu-bakar-dari-lahir-hingga-wafat.html
Sejarah Abu Bakar Ash Siddiq
Reviewed by Rizqi Awan
on
06.39
Rating:
Tidak ada komentar: