Teori Challenge and Reponse Arnold Toynbee
Contoh Teori
Challenge and Response dan Kaitannya terhadap Kemunculan Peradaban Mesir Kuno
Dalam setiap kehidupan manusia dalam
suatu masyarakat pasti ada banyak tantangan dan respon, dari tantangan itu baik respon negative maupun respon positif seperti apa yang dikatakan Arnold Toynbee, ia
memperkenalkan sejarah dalam kaitan dengan teori challenge and response
maksudnya suatu peradaban bisa muncul karena tantangan dan tanggapan antara
manusia dan alam sekitarnya. Arnold Toynbee menilai bahwa peradaban besar berada
dalam situs kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan dan kematian. Toynbee menekankan
pada masyarakat atau peradaban sebagai unit studinya, peradaban muncul
berdasarkan perjuangan mati-matian. Peradaban hanya tercipta karena suatu
peradaban dapat mengatasi tantangan dan rintangan, bukan karena menempuh jalan
yang terbuka (Miftakhul, 2016. hlm. 45-46).
Peradaban Mesir Kuno dapat
berkembang selama kurang lebih tiga setengah abad . Dimulai dengan unifikasi
kelompok-kelompok yang ada di sekitar lembah Sungai Nil. Peradaban bangsa Mesir
sangat mendasarkan kebutuhannya pada kesuburan Sungai Nil, bangsa Mesir telah
menetap di lembah ini dan karena bisa mengolah tanah dengan persediaan air yang
telah diberikan oleh sungai yang tidak tergantung pada musim hujan (Hermanto,
2011. hlm. 3).
Ahli sejarah Ernest H Gombrich mengatakan dalam tulisannya bahwa Afrika sangatlah panas dan kadang tidak pernah sama sekali turun hujan selama berbulan-bulan. Inilah sebabnya mengapa banyak daerah di benua yang besar ini sangat luar biasa keringnya. Bagian-bagian dari benua Afrika tertutup oleh lautan pasir yang sangat luas. Di kedua sisi Sungai Nil juga terutup oleh pasir dan di Mesir sendiri pun jarang terjadi hujan. Namun, bangsa Mesir menjawab tantangan tersebut dengan memanfaatkan keberadaan Sungai Nil ini dalam kebutuhan sehari-harinya. Sungai Nil merupakan sungai terpanjang di dunia yang mencapai 6400 kilometer.
Sungai Nil bersumber dari mata air di dataran tinggi (pegunungan) Kilimanjaro di Afrika Timur. Sungai Nil mengalir dari arah selatan ke utara bermuara ke Laut Tengah. Ada empat negara yang dilewati Sungai Nil, yaitu Uganda, Sudan, Ethiopia dan Mesir. Setiap tahun Sungai Nil selalu banjir, luapan banjir itu menggenangi daerah kiri, sehingga menjadi lembah yang subur hal ini kemudian dimanfaatkan oleh bangsa Mesir dalam pemenuhan kebutuhannya.
Mereka memanfaatkan Lembah Sungai Nil yang subur untuk sektor pertanian. Air sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun saluran air, terusan-terusan dan waduk. Air sungai dialirkan ke ladang-ladang milik penduduk dengan distribusi yang merata. Untuk keperluan irigasi dibuatlah organisasi pengairan, hasilnya bisa menyuburkan pertanian seperti gandum, sekoi atau jemawut dan jelas yaitu padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti jagung Hermanto, 2011. hlm. 3-4).
Dari studi kasus di atas bahwa
bangsa Mesir Kuno mampu mendirikan suatu peradaban yang berkembang sangat lama
karena didasari oleh adanya tantangan lalu mereka menjawab tantangan tersebut melalui
keberadaan sungai Nil. Peradaban
tercipta untuk mengatasi tantangan dan rintangan, bukan karena menempuh jalan
yang terbuka lebar dan mulus. Peradaban muncul bedasarkan perjuangan yang
dilakukan secara mati-matian.
Sumber:
Hermanto.
(2011). Mesir Kuno dan Amerika Tengah:
Suatu Komparas Wilayah
Peradaban Dunia (Jurnal).
Bekasi: UNISMA
Miftakhul, A. (2016). Teori Challenge and Response (artikel). Yogyakarta:
Universitas
Islam
Negeri Surabaya. Diakses dari digilib.uinsby.ac.id/13355/51/Bab%202.pdf
Teori Challenge and Reponse Arnold Toynbee
Reviewed by Rizqi Awan
on
17.31
Rating:
Tidak ada komentar: